Rehabilitasi Lingkungan di Kab. Tanah Laut

2 comments
Tanah Laut adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan. Potensi yang ada di tanah laut yang utama adalah pertambangan dan perkebunan sawit yang saat ini sedang di galakkan oleh perusahaan-perusahaan swasta. Dan masih banyak lagi potensi-potensi lain namun belum di garap dengan maksimal dan efisien.

Permasalahan lingkungan
Permasalahan lingkungan yang ada di kabupaten tanah laut ini adalah pemanfaatan lingkungan yang tidak memperdulikan lingkungan sehingga memicu banyak rangkaian kerusakan-kerusakan lingkungan yang lain. Kerusakan lingkungan iu disebabkan karena penggalian tambang batubara yang setelah penggalian tidak dilakukan reboisasi kembali terhadap lahan yang telah digali. Dan penebangan hutan yang diganti dengan perkebunan sawit yangsemakin di galakkan oleh perusahaan-perusahaan maupun pemerintah daerah.
Tingkat laju kerusakan hutan akibat alih fungsi lahan, perambahan dan akibat kebakaran hutan pada periode 2003-2007 mencapai 1,174 juta hektare per tahun. Kondisi tersebut diperparah dengan menurunnya fungsi dan daya guna sungai akibat aktivitas domestik, industri dan usaha skala kecil sehingga air sungai berbahaya untuk dikonsumsi.
Dengan adanya kerusakan-kerusakan lingkungan di atas, memicu pemanasan suhu di siang hari atau dengan kata lain menambah pemanasan global. Serta ikut menurunnya jumlah kandungan air dalam tanah karena hutan sebagai penampung dan penahan air berkurang banyak. Masalah lain yaitu banjir yang juga di sebabkan oleh kerusakan hutan karena pertambangan dan penebangan hutan baik secara liar maupun legal dengan maksud yang berbeda-beda.
 
Upaya Yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah Daerah telah mengupayakan rehabilitasi terhadap lingkungan yang dahulu telah dimanfaatkan dan tidak di rehabilitasi oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan di lingkungan tersebut adengan kerjasama Departemen Kehutanan untuk melakukan penanaman pohon diantaranya program penanaman pohon 10 ribu di lahan seluas tiga hektare.
Serta dengan mengawasi kegiatan-kegiatan pertambangan dan perkebunan agar tidak terlalu jauh dalam melakukan penebangan hutan di tanah laut.
Diadakan pula program-program yang dapat membangktikan semangat warga dan perusahaa-perusahaan agar menjaga lingkungan dengan baik, seperti Adipura dan lain-lain.

2 comments:

  1. Karena kita kaya akan hutan, di mana-mana hutan, kita lalu lupa memeliharanya. Dulu benua Afrika adalah hijau ditutupi hutan , sekarang sebagian sudah jadi gurun dengan beberapa pohon kecil dan kerdil, panas, kurang air dan tandus. Kalau kita tidak hati-hati dalam pengaturan pertambangan dan perkebunan kelapa sawit, niscaya suatu saat kelak akaan ada Gurun Pelaihari, Gurun Maluka, Gurun Satui atau malah Gurun Tanah Laut. Mari, masyarakat dan pemerintah saling mengingatkan agar memelihara lingkungan dengan menegakkan peraturan perundang-undangan yang ada. SDT.

    BalasHapus
  2. Di Asia Barat (orang barat menyebutnya Timur Tengah) banyak sekali hamparan padang pasir yang gersang tanpa sumber air barang segantang, sejauh mata memandang, tampa pohon walau sebatang. Di bagian tertentu ada tanaman subur, disebut oase atau oasis. Dan di oase itulah ada kolam air jernih, wadhi namanya (menjadi waduk dalam bahasa Indonesia, orang berbahasa Inggeris menyebutnya reservoir). Inti fenomena alam ini, kita belajar padanya, ALAM TAKAMBANG JADI GURU, kata orang Minangkabau/Padang, ialah kalau ingain tetap mempunyai sumber air jagalah/peliharalah hutan. Makin banyak hutan yang di konversi menjadi lahan non hutan, makin banyak air tanah kita yang hilang. Maka mari kita atur jangan terlalu berlebihan merusak hutan dengan menjadikannya pertambangan, walau atas nama pembangunan dan investasi invesor. Tentang sumberdaya, JANGAN MENGAMBIL APA YANG DIINGINKAN, TETAPI AMBILLAH YANG SEPATUTNYA DAN SEPANTASNYA DIPERLUKAN,kata orang berbahasa Inggeris, DON'T TAKE WHAT YOU WANT, BUT TAKE WHAT YOU SHOULD NEED. SDT.

    BalasHapus

Silahkan kritik dan sarannya pada kolom komentar di bawah ini. Gunakanlah kalimat yang baik dan sopan untuk toleransi bersama. Terimakasih.